sambungan dari Saudariku, Apa
yang Menghalangimu untuk
Berjilbab?
bab 2
Fenomena Jilbab Gaul, Berpakaian
Tapi Telanjang
Belakangan ini, merebak trend
jilbab gaul atau kudung gaul.
Anggotanya mulai dari anak-anak
remaja hingga ibu-ibu yang aktif
dalam berbagai kegiatan
pengajian. Kalau mereka ditanya,
“Jilbab apa ini namanya?” Mereka
akan menjawab dengan dengan
pede-nya, “Jilbab gaul..!”
Jilbab gaul ini digandrungi karena
alasan modisnya. Peminatnya
adalah para wanita yang sudah
terlanjur berjilbab tapi tetap
ingin tampil modis dan trendi.
Mereka ingin celana jeans, kaos-
kaos ketat dan pakaian-pakaian
minim mereka masih bisa
terpakai, meskipun mereka
sudah berjilbab. Walhasil, para
desainer kawakan yang minim
akan ilmu agama, mencoba
mengotak-atik ketentuan jilbab
syar ’i dan mewarnainya sesuka
hati dengan berkiblat kepada
trend mode di wilayah barat.
Mereka tidak segan-segan
membawakan semboyan, “Jilbab
modis dan syar’i” atau “Jilbab
muslimah masa kini, modis dan
trendi ” atau semboyan-
semboyan lain yang membuat
kacau pikiran dan hati para gadis
remaja.
Sekarang, mari kita simak
peringatan yang pernah
disampaikan oleh Nabi kita
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
artinya,
“ Ada dua golongan penghuni
Neraka yang belum pernah aku
lihat sebelumnya, yaitu (1, -ed)
suatu kaum yang membawa
cambuk seperti ekor-ekor sapi
betina yang mereka pakai untuk
mencambuk manusia; (2,-ed)
wanita-wanita yang berpakaian
(namun) telanjang, yang kalau
berjalan berlenggak-lenggok
menggoyang-goyangkan
kepalanya lagi durhaka (tidak
ta ’at), kepalanya seperti punuk-
punuk unta yang meliuk-liuk.
Mereka tidak akan masuk Surga
dan tidak dapat mencium bau
wanginya, padahal bau wanginya
itu sudah tercium dari jarak
sekian dan sekian. ” (Hadits
shahih. Riwayat Muslim (no.
2128) dan Ahmad (no. 8673).
dari jalan Shahabat Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu)
Siapakah itu wanita-wanita yang
berpakaian tapi telanjang?
Mereka adalah para wanita yang
pakaiannya tipis, transparan dan
ketat, sehingga kemolekan
tubuhnya terlihat. Mereka
berpakaian secara zhahir (nyata),
namun sebenarnya mereka
bertelanjang. Karena tidak ada
bedanya ketika mereka
berpakaian maupun ketika
mereka tidak berpakaian, sebab
pakaian yang mereka kenakan
tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, yakni menutupi aurat.
Dan mereka adalah wanita-
wanita yang menyimpang dari
keta ’atan kepada Allah dalam hal
menjaga kemaluan serta
menutupi diri mereka dari para
lelaki yang bukan mahramnya.
(Terj. Al-Jannatu Na ’iimuhaa wat
Thariiqu Ilaiha Jahannamu
Ahwaaluhaa wa Ahluhaa hal.
101-103)
Nah saudariku…
Tentu engkau tidak ingin menjadi
salah satu wanita yang
disebutkan dalam hadits di atas
bukan? Tentu engkau ingin
menjadi wanita penghuni Surga
yang jumlahnya hanya sedikit itu
bukan? Jadi jangan sampai
kehabisan tempat. Persiapkanlah
tempatmu di Surga nanti mulai
dari sekarang!
Akhirnya…
Apabila Allah telah mengadakan
suatu ketentuan, maka sudah
pasti dalam ketentuan itu
terkandung kebaikan yang amat
besar. Maka dengan meragukan
ketentuan dan perintah-Nya,
engkau telah melewatkan banyak
kebaikan yang seharusnya
engkau dapatkan. Coba engkau
simak firman Allah yang
berbunyi,
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki
mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan mukminah, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah
menerapkan suatu ketetapan,
akan ada bagi mereka pilihan
(yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barang siapa
mendurhakai Allah dan Rasul-
Nya, maka sungguhlah dia telah
sesat dengan kesesatan yang
nyata. ” (Qs. Al-Ahzab: 36)
Saudariku…
Alasan apapun yang masih
tersimpan dihatimu untuk tidak
melaksanakan perintah berjilbab
ini, janganlah engkau dengarkan
dan engkau turuti. Semua itu
hanyalah was-was setan yang
dihembuskannya ke dalam hati-
hati manusia, termasuk ke dalam
hatimu. Bersegeralah menuju
jalan ketakwaan, karena dengan
begitu engkau akan melihat
sosok lain yang jauh lebih baik
dari dirimu pada hari ini. Engkau
akan dengan segera mendapati
rentetan kasih sayang Allah yang
tidak pernah engkau sangka-
sangka sebelumnya. Jadi, apa lagi
yang kau tunggu? Bentangkanlah
jilbabmu dan tutupilah cantikmu.
Belajarlah menghargai dirimu
sendiri dengan menjaga
jilbabmu, maka dengan begitu
orang lain pun akan ikut
menghargai dirimu. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah bersabda, yang artinya,
“Barang siapa di antara kalian
mampu membuat perlindungan
diri dari api Neraka meskipun
hanya dengan sebiji kurma, maka
lakukanlah. ” (Hadits shahih. Lihat
Shahih Al-Jaami’ (no. 6017). Dari
jalan ‘Adi bin Hatim radhiyallahu
‘anhu)
Demikianlah saudariku…
Ku susun risalah ini sebagai
bentuk kasih sayang terhadapmu
sembari terus berdo ’a semoga
Allah membuka hatimu untuk
menerima ‘kado istimewa’ ini
dengan ikhlas. Bukan karena apa
maupun karena siapa, tapi
karena semata-mata engkau
mengharapkan keridhaan Allah
‘ Azza wa Jalla terhadap dirimu.
Semoga risalah yang hanya
mengharap Wajah Allah ini dapat
mengetuk pintu yang tertutup
dan membangunkan nurani yang
lama tertidur lelap, sehingga
membangkitkan semangat untuk
bersegera menuju ketaatan
kepada Allah. Semoga Allah
memasukkan dirimu, diriku, dan
seluruh kaum muslimin yang
berpegang teguh dalam tali
agama Allah ke dalam golongan
orang-orang yang ditunjuki jalan
yang lurus.
Wallahul musta ’an.
Penulis: Ummu Sufyan
Rahmawaty Woly bintu
Muhammad
Murojaah: Ust. Aris Munandar
hafidzahullah
No comments:
Post a Comment